Rabu, 19 Oktober 2016
Kho Ping Hoo - BKS#01 - Bu Kek Siansu
Seri : Bu Kek Siansu #01
Karya : Asmaraman S Kho Ping Hoo
JILID 1
Pagi itu bukan main indahnya di dalam hutan di lereng Pegunungan Jeng Hoa San (Gunung Seribu Bunga). Matahari muda memuntahkan cahayanya yang kuning keemasan ke permukaan bumi, menghidupkan kembali rumput-rumput yang hampir lumpuh oleh embun, pohon-pohon yang lenyap ditelan kegelapan malam, bunga-bunga yang menderita semalaman oleh hawa dingin menusuk. Cahaya kuning emas membawa kehangatan, keindahan, penghidupan itu mengusir halimun tebal, dan halimun lari pergi dari cahaya raja kehidupan itu, meninggalkan butiran-butiran embun yang kini menjadi penghias ujung-ujung daun dan rumput membuat bunga-bunga yang beraneka warna itu seperti dara-dara muda jelita sehabis mandi, segar dan berseri-seri.
Cahaya matahari yang lembut itu tertangkis oleh daun dan ranting pepohonan hutan yang rimbun, namun kelembutannya membuat cahaya itu dapat juga menerobos di antara celah-celah daun dan ranting sehingga sinar kecil memanjang yang tampak jelas di antara bayang-bayang pohon meluncur ke bawah, di sana sini bertemu dengan pantulan air membentuk warna pelangi yang amat indahnya, warna yang
... baca selengkapnya di Kho Ping Hoo - BKS#01 - Bu Kek Siansu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Selasa, 18 Oktober 2016
Keikhlasan Hati Amir
Glkkglkkk.. “Uhhh leganya..” dalam benak amir. Melepas hausnya dengan air dari keran masjid…
Hari ini dia berjalan menyusuri jembatan gantung itu, di bawah teriknya matahari yang begitu menyengat siang itu, ya hanya inilah yang bisa dia lakukan untuk menyambung hidupnya dan adik-adiknya..
Dikaisnya lembar demi lembar tumpukkan sampah kertas itu..
“Ya Robb… huft, kenapa tak ada satu pun yang bisa kuambil… dan ku bawa pulang”, pikirnya.
Tapi dia terus berjalan tanpa menyerah, yang ada di benaknya hanyalah bagaimana caranya agar adik-adiknya tak kelaparan malam ini.
Piiimmm… suara klakson mobil yang mengejutkan amir saat itu.
“heyyy… loe punya mata nggak sih?!”, teriak orang dalam mobil itu.
“maaf mas, maaf…”, jawab amir, yang saat itu memang sedang melamun.
Mobil itu melaju dengan kencang, meninggalkan bayangan pedih dalam hati amir, dia selalu bermimpi bisa jadi orang kaya, agar adik-adiknya tak kelaparan lagi, dan mereka bisa bersekolah. Ya hanya itu keinginan terbesar amir..
“kak amir pulang… yeyeye..”, teriak adik-adiknya dari kejauhan..
Amir memandangi adiknya dengan pandangan yang begitu sakit, dia sedih karena hari ini dia tak bisa membawaka
... baca selengkapnya di Keikhlasan Hati Amir Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Kamis, 13 Oktober 2016
Matematika Logika
Dalam sebuah kelas, Guru sedang memberikan soal cerita matematika.
GURU:
"Anda pergi ke pasar swalayan untuk membeli tepung. Di sana ada kemasan
tepung 1 kg dengan harga Rp. 5.000,- Juga ada kemasan tepung 5 kg dengan harga
Rp.20.000,- Kemasan mana yang sebaiknya Anda beli agar Anda bisa hemat dan untung?"
ROBERT:
"Kita sebaiknya membeli kemasan 1 kg dengan harga Rp. 5.000,-"
GURU:
"Wah, sayang sekali. Jawabanmu salah Robert. Seharusnya kita membeli tepung
dengan kemasan 5 kg seharga Rp. 20.000,-"
ROBERT:
"Tapi Bu Guru … bukankah di rumah Ibu hanya membutuhkan sedikit tepung?
Saya kira 1 kg saja sudah cukup. Malah barusan Ibu saya membuang 1 sak tepung
yang sudah rusak karena lama tidak terpakai. Bukankah ini malah lebih boros
dan “membuang-buang uang” saja?"
GURU:
"Tidak Robert. Jawaban yang benar adalah kita harus membeli tepung dengan
kemasan 5 kg seharga Rp. 20.000,- karena itulah jawaban yang seharusnya."
ROBERT:
"Tapi Bu … untuk apa membeli tepung sebanyak itu bila toh nantinya
ti
... baca selengkapnya di Matematika Logika Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Senin, 03 Oktober 2016
Wiro Sableng #184 : Dewi Dua Musim
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : BIDADARI DUA MUSIM
Dewi Dua Musim berjongkok di samping kepala pemuda yang dipantek di atas papan."Cabut lebih dulu paku kayu yang ada di dalam mulutnya...." Ucapan itu terngiang lagi di telinganya. Si gadis ulurkan tangan kiri kanan. Gerakan dua tangan membuat mulut si pemuda terbuka. Begitu dia melihat ke dalam mulut Dewi Dua Musim tercekat. Ternyata di dalam mulut pemuda itu memang ada satu paku kayu, menancap ke bagian dalam tenggorokan yang digenangi darah. Dewi Dua Musim geleng-geleng kepala.
"Jahat sekali!" Katanya dalam hati. Lalu dengan cepat tangan kanan dimasukkan ke dalam mulut. Begitu paku kayu ditarik, darah menyembur.
SATU
SETELAH didera musim kemarau lebih dari setengah tahun, ketika akhirnya hujan turun cukup lebat pagi itu penduduk di kawasan kering tanah Jawa terutama di bagian tengah dan timur merasa lega dan gembira. Banyak diantara mereka, yang umumnya para petani pemilik ladan
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #184 : Dewi Dua Musim Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu